Perempuan, banyak yang memburu dan menjadikan dia sasaran
empuk oleh sang kuasa keberadaannya sering kali dianggap hanya seperti mesin
produksi kadang seperti taman yang bebas dikujungi, perempuan, kebenarannya dari
dulu juga tanpa adanya jeda langsung dimusnahkan semenjak dia menetas dari perut
ibunya katanya dia dianggap sebagai beban, stigma yang telah dibagun
pelan-pelan dari dulu kini sepertinya sudah kokoh apalagi perempuan tidak pernah diakui
kemampuanya, perempuan hanya seperti segelondongan kaum yang dilabeli lemah dan
harus selalu dalam kengkungan perlindungan peraturan, lalu apa bedanya
seperti tinggal di cangkang telur ibu ?
Tempat perlindungan yang semestinya aman sering kali
ditemui dirumah bersama keluarganya,
namun sebagian perempuan terbunuh didalam
rumahnya sendiri dengan pengambilan pemanfaatan secara sepihak oleh orang
terdekatnya, tak jarang pemerkosaan terjadi didalam rumah sendiri mengngiat
angka kekerasan seksual terhadap anak terkusus diAceh semakin meningkat, hasrat
seksual yang awal mulanya untuk mempertahankan berklangsungan hidup manusia kini
sepertinya hanya sebagai fantasi dan rekreasi seksual semata sehingga lupa
bahwa organ rekproduksi anak belum siap untuk digunakan sebagai tampat rekreasi,
jikalau saudara melakukan hal tersebut
kepada anak perempuan anda mungkinkah dia akan bahagia? Mengingat secara fundamental rekreasi harusnya membuat
kita sama-sama bahagia bukan?
Perempuan, banyak sekali kaum yang ingin menjatuhkannya dituntut
oleh lingkungan sebegitu rupa, memberi standar kehormatan yang dilekatkan hanya
pada vaginanya dan tak heran lagi kalau vagina menjadi target empuk untuk
menjatuhkannya, setelah berhasil dijatuhkan ternyata tidak selesai disitu saja perempuan
juga akan terus di amuk oleh masa dengan cercaan-cercaan kalau semua itu dikarenakan
oleh kasalahan dan kelalaian yang dia perbuat, jahat bukan ?
Komentar
Posting Komentar